Makna Komunikasi Dakwah

Dakwah dalam dataran normatif dan praktis, tidak terlepas pula dari proses komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada orang lain. Informasinya yang disampaikan adalah pesan-pesan agama, nilai atau aturan Allah SWT, Maka itulah juga dakwah. Maka diantara komunikasi dengan dakwah secara konsepsional mungkin berbeda, tetapi secara operasional adalah mungkin sama. Oleh karena itu pada kesempatan ini ingin kita diskusikan apa itu komunikasi? Apa itu dakwah?
Pengertian Komunikasi

Sebelum menguraikan lebih lanjut tentang strategi ko­munikasi dakwah, kiranya perlu sekali untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian komunikasi, baik secara etimologis (bahasa) maupun secara terminologis (istilah).

Pengertian Komunikasi Secara Etimologis

Pengertian komunikasi secara etimologis menurut Onong Uchyana (1986: 64 ) sebagai berikut :
“Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata Communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti Com­munis di sini adalah sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal”.

Kemudian menurut Gunter Kuslich, dalam buku Phil Astrid Susanto “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” sebagai berikut :

“Perkataan komunikasi berasal dari perkataan “Communicare” yaitu yang di dalam bahasa latin mempunyai arti “berpartisipasi” ataupun “memberitahukan” perkataan “Communis” berarti “milik bersama” atau “berlaku dimana-mana”, sehingga “communis opini” mempunyai arti “pendapat umum” ataupun “pendapat mayoritas”, (Phil Astrid S. Susanto, 1973).

Dari dua pengertian komunikasi secara bahasa di atas menjelaskan bagi kita, bahwa asal kata komunikasi dari ba­hasa Latin. Dua ahli komunikasi di atas memang berbeda da­lam pengambilan asal kata komunikasi, namun pada hakekatnya sama, yakni bahwa komunikasi mempunyai arti memberitahukan atau depat dimengerti bersama.

Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat komunikasi terdapat kesamaan makna mengenai sesuatu yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung dengan perkataan hubungan antara mereka itu komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi antara orang-orang itu tidak komunikatif.

Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Dalam memberikan pengertian komunikasi secara terminologis para ahli berbeda, diantaranya :
Menurut Onong Uchyana Effendi (1986 : 6 ) adalah : Penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku, baik langsung secara, lisan, maupun tak langsung secara media.

Menurut Wilber Schramm sebagai berikut : When we communicate, we are trying to establish a commonness with someone. That is we are trying to shore information, an idea or an attitude, … communication always requires at least three element, the source, the message, and destination. (Toto Tasmara, 1986:1).

Artinya, ketika berkomunikasi, kita sedang mencoba mengadakan sebuah pertukaran pikiran dengan seseorang. Hal itu berarti kita sedang mencoba menginformasikan sebagian informasi, baik ide maupun sikap, … Komunikasi selalu membutuhkan sedikitnya tiga elemen (unsur); sumber, pesan dan tujuan.

Menurut Carl Hovland, Komunikasi adalah :

“Communication is the process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal symbol) to modify the behavior of other individual”. (Toto Tasmara, 1986 : 3 ).

Yang kira-kira begini artinya : Komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator) memberikan rangsangan (biasanya sistem verbal) untuk merubah tingkah laku individu yang lain (komunikan).

Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut, Who says what in which channel to whom with what Effect. ( Onong Uchyana, 1988:13).

Yang artinya kira-kira begini : Siapa pesan apa media apa untuk siapa serta bagaimana atau apa yang diharapkan.

James A. P. Stoner, dalam bukunya yang berjudul “Manajemen” menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses di­mana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan c cara pemindahan pesan.

John R. Sehewerhorn C.S dalam bukunya yang berjudul “Managing Organizational Behavior” menyatakan, bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi “dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

William P. Glueck, dalam bukunya “Management” menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dua bagian utama, yakni : "Interpersonal Communications, komunikasi antar pribadi, yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kecil manusia.Organizational Communications, yaitu dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang berhubungan. (A. W. Wigjaya, 1986 J 8).

Dari beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pe­ngertian komunikasi secara terminologi adalah : Suatu pro­ses penyampaian dan penerimaan informasi, ide, atau gagasan kepada atau dari orang lain melalui simbol untuk merubah sikap dan tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

Pengertian yang sangat sederhana penulis dapat kemukakan, bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, ga­gasan kepada orang lain melalui simbol untuk merubah sikap atau tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

Komponen-komponen Komunikasi

Dalam memaparkan komponen-komponen tidak bisa lepas dari pengertian komunikasi yang telah dibahas di atas. Pa­ra ahli berbeda .dalam memberikan pengertian komunikasi begitu juga dalam komponen-komponen komunikasi.

Menurut Aristoteles dalam bukunya “Rethorika” mengatakan ;

Bahwa kita harus melihat tiga unsur komunikasi; pembicara, pembicaraan dan pendengar. Dia maksudkan bahwa unsur-unsur ini perlu ada dalam komunikasi dan bahwa ki­ta dapat mengorganisasi kajian kita mengenai proses ko­munikasi dalam tiga hal :
a) Orang yang berbicara
b) Pembicaraan yang diungkapkan
c) Orang yang mendengarkan. (Abdillah Hanafi, 1984 : 83-84).

Salah satu komponen komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi adalah komunikator.

Komunikator adalah orang yang memulai dalam proses komunikasi. Dalam istilah ahli lain adalah sumber (source).

Tentang komunikator Onong Uchyana E (1988:44) mengatakan: Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi yaitu: sumber daya tarik (source attractiveness) dan sumber kepercayaan (sour­ce credibility).
1) Sumber daya tarik

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu merubah sikap, opini dan prilaku komunikan melalui daya tarik, jika pihak komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan komuniktor.

2) Sumber kepercayaan
Faktor yang kedua yang bisa menyebabkan komunika­si berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komu­nikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki oleh seo­rang komunikator. Seorang dokter akan mendapat kepercayaan jika ia menerangkan tentang kesehatan, seorang perwira kepolisian akan memperoleh kepercayaan bila ia membahas keamanan dan ketertiban masyarakat, seorang Duta Besar akan mendapat ke­percayaan kalau berbicara mengenai situasi Internasional, dan lain sebagainya.

Melihat pernyataan di atas, maka bagi seorang ko­munikator apabila ingin proses komunikasinya berhasil harus ada pada diri kominikator itu sumber daya tarik dan sumber kepercayaan yang bisa menimbulkan komunikan simpati pada ko­munikator. Sehingga apa yang disampaikan oleh komuikator dapat merubah sikap dan prilaku komunikan.

Komunikator yang baik, selain mempunyai daya tarik dan sumber kepercayaan, juga komunikator harus selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat segera merubah gaya komunikasinya dikala ia mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan bersifat negatif.

Dalam hal komunikator Jalaluddin Rakhmat (1988:289) mengatakan : "Bahwa dalam ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga. keadaan ia sendiri. He doesn’t communicate what he says, he communicates what he is. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia kata­kan, pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan, Kadang-kadang siapa lebih penting dari apa.

Dengan demikian faktor komunikator menentukan sekali terhadap keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi bukan saja hanya ditunjang oleh materi yang disampaikan, akan tetapi juga harus ditunjang dengan komunikator yang baik.

Aristoteles menyebut karakter komunikator ini sebagai atau dengan sebutan ethos. Ethos terdiri dari pikiran baik akhlak yang baik dan maksud yang baik. Kemudian Hovland dan Weiss menyebut ethos ini credibility yang terdiri dari dua unsur ; Expertise (keahlian) dan dapat dipercaya (trust worthiness).

Kemudian Jalaluddin Rakhmat (1988:290) melihat dua unsur yang mempengaruhi efektivitas sumber (komunika­tor) adalah : atraksi komunikator (source attractiveness) dan kekuasaan (source power) yang dia sebut sebagai ethos sebagaimana yang dikemukakan oleh Aristoteles.

Dari pernyataan para ahli di atas, maka diambil ke simpulan, bahwa komunikator yang baik adalah yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
a) Mempunyai pikiran yang baik,
b) Berakhlak yang baik,
c) Punya tujuan yang baik,
d) Keahlian,
e) Dapat dipercaya,
f) Punya keterampilan khusus, dan
g) Kekuasaan.

Pengertian dan Komponen Dakwah

Sebelum menguraikan lebih lanjut tentang dakwah, kira nya perlu sekali untuk mengetahui pengertian dakwah, baik secara etimologis maupun secara terminologis. Selain itu juga akan penulis uraikan mengenai kata-kata dalam al-Qur’an yang pengertiannya sama dengan dakwah.

Kata dakwah berasal dari bahasa arab, dalam bentuk masdar dari lapadz ((دَعَا – يَدْعُوْ – دَعْوَةُ yang artinya ajakan, seruan, panggilan dan undangan. (Mahmud Yunus 1973: 127 ).

Pengertian ini diambil dari firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 25. Artinya : “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam, dan menunjukki orang yang dikehendaki-Nya kepada .ialan yang lurus“. (Departemen Agama, 1971: 310 ).

Pengertian Dakwah Secara Terminologi

Untuk memberi pengertian dakwah secara terminologis, ada beberapa pendapat para ahli yang perlu dikemukakan di sini, diantaranya:

Menurut Syamsuri Siddiq (1982:8), dakwah adalah : "Segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam ujud sikap, ucap dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung di-tujukan kepada orang perorangan, masyarakat, maupun golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari".

Sedangkan Endang Saifuddin Anshari memberikan definisi dakwah dalam arti sempit dan arti Luas : "Definisi dakwah secara sempit, dakwah berarti menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan maupun tulisan, serta lukisan. Arti Dakwah secara luas adalah penyebaran penterjemahan, dan pelaksanaan Islam dalam peri kehidupan dan penghidupan manusia (termasuk di dalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya". ( Endang Saifuddin Anshari, 1982:159)

Syeh Ali Mahpudz memberikan pengertian dakwah sebagai berikut: "Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka untuk berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat." (Shalahuddin Sanusi, 1964:10).

Menurut Jend. H. Sudirman dakwah ialah membangun ummat untuk mencapai keridlaan Allah SWT. hidup bahagia jasmani dan rohani di dunia dan di akhirat. (Masdar Helmy, 1986:3 )

Menurut A. Timur Djaelani Dakwah ialah menyeru kepada ummat manusia berbuat baik dan menjauhi yang buruk sebagai pangkal kekuatan mengubah masyarakat dari keadaan yang kurang baik kepada keadaan yang lebih baik, sehingga merupakan suatu pembinaan (Masdar Helmy, 1986:3).

Thoha Yahya Omar memberikan pengertian dakwah menurut Islam ialah : mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. (Toto Tasmara, 1986:32).

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengertian dakwah secara terminologis adalah: segenap usaha manusia muslim yang dilakukan dengan sengaja dan berencana, baik melalui lisan, tulisan dan tulisan untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi yang lebih baik untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Komponen Dakwah

Kegiatan dakwah bukan kegiatan yang baru, tetapi kegiatan yang telah ada sejak zaman Nabi Adam hingga kini. Dakwah yang merupakan tugas manusia dari Tuhannya, mempunyai dasar teori yang sangat kuat, yaitu al-Qur’an. Dari dasar-dasar teori Qur’ani itu dapat diformulasikan tentang unsur-unsur dakwah yaitu : da’i, mad’u atau mustami’, materi, media dan metoda.

Da’i (Subyek Dakwah)