Komunikasi Dakwah Jalaluddin Rahmat

Al-Qur’an tidak mengkhususkan pembicarannya kepada bangsa, suku, agama, rasa ataupun kriteria pada masyarakat tertentu saja. Akan tetapi lebih luas lagi, mencakup segala isi alam dan mahluk ciptaan-Nya. Jika dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia yang secara fitrah telah diberikan kelebihan bila dibandingkan dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya. Oleh karenanya, manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya senantiasa melakukan penggalian terhadap sumber-sumber pengetahuan yang baku sehingga ditemukan pemahaman atau pengetahuan-pengetahuan yang baru.
Sebagai mahluk yang istimewa diciptakan Allah, manusia diberikan kemampuan untuk berfikir serta kemampuan berbudaya serta beradaptasi dengan ligkungannya, dalam hubungan social manusia juga diberikan keistimewaan lisan sebagai alat penyambung pesan sesamanya yang lazim disebut komunikasi verbal.

Dengan kata lain peranan komunikasi verbal mempunya kedudukan yang urgen dalam keberlangsungan kehidupan manusia dalam berbudaya dan menjalankan tugas sebagai kholifaatul fil ard.

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami mulyakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka nikmat dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al Israa’ ;70)

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi”, mereka berkata : “mengapa Engkau hendak menjadikan (khalipah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan kepadanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? “Tuhan berfirman : “ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS.Al Baqarah : 30)

Dalam perkembangan agama Islam, banyak sejarah mencatat keberhasilan sebuah misi dakwah tidak bisa terlepas dengan faktor-faktor diluar kegiatan dakwah itu sendiri. Itu mengisyaratkan kepada umat Islam sebagai juru dakwah untuk senantiasa menggali ilmu pengetahuan seluas mungkin. Kehadiran ilmu pengetahuan akan mempermudah kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para juru dakwah, kemajuan ilmu dibidang telekomunikasi dan elektronika dewasa ini jelas-jelas memberikan ruang gerak kepada juru dakwah untuk dapat berdakwah dengan metode baru serta kesempatan yang lebih terbuka.

Ketidak mampuan menangkap peluang dalam melakukan kegiatan dakwah agar lebih optimal akan menjadi hambatan dan tantangan dakwah kedepan lebih berat, ini karena peluang yang ada akan dimanfaatkan oleh kegiatan atau aktifitas yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan fitrah manusia sebagai mahluk Allah serta makil-Nya di dunia.

Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga Islam sering dikatakan sebagai agama dakwah. Melalui dakwah inilah Islam berkembang dan tersebar keselurah penjuru dunia, melalui dakwah juga ajaran Islam diamalkan para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. selain itu, keberhasilan dakwah akan sangat tergantung pada kemampuan da’I (juru dakwah) dalam mengenal sasaran (objek) dakwah beserta media dan seluruh komponen dakwah lainnya.

Jalaluddin Rakhmat, seorang tokoh muslim yang juga ahli dalam ilmu komunikasi, telah menggunakan media elektronik dan informatika sebagai media yang lebih efektif dibanding ceramah-ceramah yang hanya dinikmati oleh mereka yang hadir dalam kegiatan tersebut saja, dengan menuliskan pemikirannya tentang kondisi umat Islam saat ini dia mampu mendakwahkan ajaran islam dimana dan kapan saja orang membaca karya-karyanya. Walaupun beberapa penulis/pakar telah melakukan kritik terhadap karya-kara Jalal oleh karena gaya tulisannya yang seolah-olah terputus atau tidak ubahnya penggalan-penggalan cerita yang dibukukan.

Gaya tulisan yang khas dimiliki Jalal menjadikan setiap pembacanya seperti sedang berkomunikasi dengan penulis. Ciri khas tulisan Jalal inilah yang kemudian oleh para pembacanya dijadikan media komunikasi. Ini membuktikan kedalaman pemahaman terhadap ilmu komunikasi yang dimiliki Jalaluddin Rakhmat. Jalal menganggap dengan komunikasi kita akan membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Jalal juga percaya bahwa, kualitas hidup kita, hubungan kita dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan.

Kaitannya dengan disiplin ilmu komunikasi, Jalal menyimpulkan enam prinsip komunikasi : qawlan sadidan (QS. 4:9); 33:70), qawlan balighan (QS. 4:63),qawlan maysuran (QS 17:28), qawlan layyinan (QS. 20:44), qawlan kariman ( QS. 17:23), qawlan ma’rufan (QS 4:5).

Konsep dakwah, menurut Jalaluddin Rakhmat ada tiga bentuk dakwah :tilawah ( membaca ayat-ayat Allah), tazkiyah (menyucikan diri mereka), dan ta’lim(mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah).

Sebagai seorang yang ahli di bidang ilmu komunikasi, Jalaluddin Rakhmat disebut-sebut juga sebagai sosok cendikiawan muslim yang konsisten melakukan kegiatan dakwah. Sebagai seorang praktisi dakwah, ceramah-ceramah Jalaluddin Rakhmat menjandi konsumsi masyarakat di beberapa komunitas. Selain ceramah-ceramah ilmiah dikampus-kampus, jalal juga aktif mengisi pengajian baik pada yayasan yang dikelolanya juga di tempat-tempat dimana ia diminta. Bahkan sampai di luar negeri seperti Amerika Serikat saja Jalal tetap meunjukkan eksistensinya sebagai seorang pendakwah.

Kematangan dalam ilmu komunikasi dan kematangan ilmu agama memberikan ciri khas tersendiri pada setiap tulisan-tulisan Jalal. Dimana hampir setiap pada karyanya selalu Jalal seolah-olah bercerita, Jalal selalu menggunakan kata “kita” untuk mengajak pembaca untuk rileks dan seolah berhadapan dengan pengarang. Selain itu, jalal mampu menuangkan pemikirannya kedalam bahasa-bahasa yang sederhana dan menggelitik, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang luar biasa bagi pembaca.

Jalaluddin Rakhmat, adalah seorang cendikiawan muslim yang selalu menuangkan pemikiran dan pengalamannya kedalam tulisan, ia juga seorang ilmuan dibidang komunikasi.

Komunikasi berarti perhubungan. Komunikasi adalah proses mengupayakan perubahan prilaku (tingkah laku) seseorang menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Sedangkan dakwah mempunyai arti luas, secara etimologi atau asal kata bahasanya, dakwah berasal dari bahasa arab, yang berarti panggilan, ajakan atau seruan.

Arti dakwah secara istilah banyak diartikan para ilmuan, adapun arti tersebut terangkum menjadi suatu usaha atau proses yang diselenggarakan secara sadar dan terencana. Usaha yang dilakukan adalah mengajak manusia kejalan Allah, usaha tersebut dalam mencapai tujuannya selamat dunia dan akhirat.

Sebagai seorang yang ahli dalam bidang komunikasi, tentunya banyak sekali karya-karya Jalal yang tentunya berkaitan dengan pemikira komunikasinya. Selain itu kiprah Jalal sebagai seorang da’i atau mubaligh ternyata telah mempengaruhi gerak langkah keilmuannya, sehingga karya-karya Jalal yang tersebar di media masa telah menunjukkan kedalaman Jalal baik tentang komunikasi ataupun dakwahnya.

Keterkaitan antara keilmuan yang dimiliki Jalal serta aktifitasnya dalam kegiatan dakwah menjadikan ketertarikan penulis untuk mengkaji dan menemukan korelasi keilmuan Jalal dibidang komunikasi dengan keahlian berdakwahnya.