METODE LATIHAN ( DRILL )

Penerapan metode pendidikan yang tepat sangat mempengaruhi terhadap keefektifan dan keberhasilan pendidikan. Metode adalah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanan sesuatu, metode juga bermakna suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Agar tujuan yang hendak dicapai terwujud, tentu memerlukan cara yang tepat untuk memperolehnya, begitu pula dalam penyampaian pendidikannya disesuaikan dengan situasi dan kondisinya, termasuk kemampuan anak untuk menangkap cara yang dilakukan.

Metode mengajar sangat banyak dan bervariasi. Menurut Muhammad Ali, ada dua pendekatan yang digunakan dalam hal ini, yaitu “pendekatan kelompok dan pendekatan individual”. Pendekatan kelompok pada umumnya ditujukan untuk membimbing kelompok agar belajar. Sementara pendekatan individual memungkinkan setiap santri dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.[1]

Sedangkan menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran adalah “cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran”. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapakan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif.[2]

Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan bahan. Oleh karena itu, pertimbangan pokok dalam menentukan metode terletak pada keefektifan proses belajar mengajar. Jadi, metode yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.

Dari dua pernyataan diatas dapat dipahami bahwa, pendekatan kelompok harus tetap memperhatikan adanya perbedaan individual pada siswa. Hal ini tercermin dalam penetapan penggunaan metode secara bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan bahan yang dipelajari. Proses pembelajaran yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain.

Nana Sudjana, menguraikan beberapa metode-metode mengajar yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya: a) metode ceramah; b) metode tanya jawab; c) metode diskusi; d) metode tugas belajar dan resitasi; e) metode kerja kelompok; f) metode demonstrasi dan eksperimen; g) metode sosio-drama (role-playing); h) metode problem solving; i) metode sistem regu (team teaching); j) metode latihan (drill); k) metode karyawisata (field-trip) ; l) metode resource person (manusia sumber); m) metode survai masyarakat; n) metode simulasi.[3]

Dari beberapa metode diatas, masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri. Kendatipun demikian, tugas guru ialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Ketepatan penggunaan metode-mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar-mengajar, dan kegiatan belajar-mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam kelas atau diluar kelas.[4]

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Drill wajar digunakan untuk :
  • Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat ( musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya )
  • Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya
Hal - hal yang perlu diperhatikan :
  • Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
  • Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
  • Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
  • Selingilah latihan agar tidak membosankan
  • Perhatikan kesalahan - kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula
Kelebihan dan kelemahan :

Kelebihan :
  • Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang
  • Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan
Kelemahan :
  • Siswa cenderung belajar secara mekanis
  • Dapat rnenyebabkan kebosanan
  • Mematikan kreasi siswa
  • Menimbulkan verbalisme ( tahu kata - kata tetapi tak tahu arti )
Referensi  :
[1] Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), Cet. X, hlm. 33
[2] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), Cet. V hlm. 76
[3] Nana Sudjana, Ibid, hlm. 77-90
[4] Nana Sudjana, Ibid, hlm. 76