SESUAI
dengan rencana, pada 1-31 Mei 2010 berlangsung Sensus Penduduk (SP).
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam agenda sepuluh tahunan ini akan
menerjunkan 700.000 petugas didukung anggaran Rp 3,3 triliun. Seperti
dalam iklannya, sensus ini menjadi sensus penduduk terbesar keempat di
muka bumi, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Sensus
penduduk ini memiliki peran yang penting bagi bangsa. Secara teori,
sensus ini berfungsi untuk mengumpulkan karakteristik pokok dan
terperinci terhadap seluruh penduduk baik yang bertempat tinggal tetap
maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Hal itu mencakup
karakteristik tentang penduduk, perumahan, dan lingkungannya, dan
karakteristik lain yang termasuk dalam lingkup standar bidang
kependudukan.
Sensus
penduduk 2010 akan dilakukan dengan cakupan 88.361 desa, 6.579
kecamatan, 497 kabupaten/kota di 33 provinsi. Sensus ini diperkirakan
akan menjangkau 60 juta rumah tangga. Selain Indonesia, tahun ini sensus
penduduk juga dilakukan di mayoritas negara-negara ASEAN, India, dan
Cina.Tahun ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 235 juta jiwa.
Perkiraan ini dengan menggunakan asumsi pertumbuhan penduduk 1,2 persen.
Berdasarkan data PBB, penduduk Indonesia pada 2009 mencapai 231 juta
jiwa. Dan pada 2025, berdasarkan proyeksi itu, penduduk Indonesia akan
mencapai 263 juta jiwa.
Daya saing
Besarnya
penduduk di suatu negara sering menjadi problem yang dilematis. Di satu
sisi, besarnya jumlah penduduk merupakan modal dasar dan potensi. Namun
di sisi lain, penduduk yang besar sering menimbulkan banyakmasalah. Misalnya terkait masalah kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Salah
satu isu yang sering mengemuka misalnya tentang daya saing bangsa.
Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Report 2009-2010, daya
saing efisiensi pasar tenaga kerja Indonesia berada di peringkat ke-75.
Dari aspek kualitas hidup, melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
posisi Indonesia juga belum mencapai keadaan yang menggembirakan.
Berdasarkan Laporan Pembangunan Manusia PBB (UNHDR) 2009, posisi
Indonesia berada di peringkat ill.
Fakta posisi daya saing yang rendah itu mestinya disikapi oleh pemerintah dengan strategi pembangunan yang lebih fokus. Paradigma
pembangunan harus melihat manusia sebagai subjek utama (human centered
development). Kualitas SDM menjadi kata kunci kemajuan bangsa. Kasus di
Batam beberapa waktu lalu, mungkin bisa menjadi gambaran tentang peta
daya saing pekerja domestik dan pekerja asing. Daftar masalah akan makin
bertambah dengan rendahnya daya saing tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
bekerja di luar negeri, besarnya angka pengangguran (terdidik maupun
tak terdidik), sertaisu-isu lainnya.
Tantangan ke depan
Fakta
tingginya angka pertumbuhan penduduk akan menimbulkan berbagai
konsekuensi. Ada yang menyebut akan terjadi "ledakan penduduk". Penulis
sependapat bahwa pertumbuhan penduduk harus mampu dikendalikan. Untuk
itu, perencanaan pembangunan harus menjadikan profil kependudukan
sebagai dasar utama dalam menentukan arah, sasaran, dan prioritas
pembangunan.
Di
tengah arus perubahan, masalah-masalah baru akan terus muncul. Pengaruh
globalisasi, kemajuan teknologi serta perubahan dalam konteks politik,
ekonomi, dan sosial akan terus memberikan dampak. Masalah penduduk di
dalam negeri, seperti besarnya angkatan kerja memerlukan penyediaan
lapangan kerja. Tingginya penduduk usia muda memerlukan strategi dalam
aspek penyediaan sarana pendidikan serta fasilitas lainnya. Isu ini juga
akan terus terkait dengan ketahanan pangan, penyediaan permukiman, dan
pemenuhan fasilitas kesehatan lainnya.
Di
masa depan, indikasi tingginya urbanisasi di Indonesia juga memerlukan
antisipasi. Bagaimana mewujudkan pemerataan penduduk, mengop-timalkan
potensi dan ekonomi di daerah sehingga tidak terjadi perpindahan
penductrfl dari desa ke kota secara tak terkendali dan akibatnya terjadi
ekses-ekses dan ketimpangan.Isu kependudukan juga terkait dengan
masalah lingkungan hidup. Masalah pemukiman, energi, sanitasi air
bersih, dan konsumsi masyarakat berperan dalam terjadinya perubahan
lingkungan. Isu perubahan iklim, polusi, dan menurunnya kesehatan
masyarakat semua terkait dengan pertambahan penduduk. Menyadari
kompleksnya tantangan itu, maka diperlukan antisipasi dan kecermatan.
Di
samping itu, pertambahan penduduk juga berpengaruh terhadap isu
stabilitas politik, demokrasi, dan pertahanan keamanan. Besarnya pemilih
dalam pemilu (termasuk pemilu kepala daerah) misalnya, dengan keragaman
yang ada serta pilihan politik yang berbeda sering memunculkan potensi
konflik horizontal. Untuk itu, memang diperlukan strategi pendekatan
yang komprehensif terhadap isu kependudukan ini.
Sumber : opini Pikiran Rakyat, 4 Mei 2010.http://www.kpai.go.id